RoMe Language?? Hv u sPoKen uSiNg iT??


Rumpun Bahasa Romawi, salah satu cabang dari rumpun bahasa Indo-Eropah, merupakan rumpun bahasa yang tumbuh dan berkembang dari bahasa Latin. Bahasa dalam rumpun bahasa Roman yang paling terkenal ialah bahasa Perancis, bahasa Sepanyol, bahasa Itali, bahasa Portugis dan bahasa Romania. Termasuk juga ke dalamnya suatu bahasa yang disebut bahasa Romansch, suatu bahasa yang dituturkan di Graubünden di bagian tenggara Swiss. Bahasa-bahasa Romawi dipertuturkan oleh 600 penutur asli di seluruh dunia, terutamanya di benua Amerika, Eropah, dan Afrika, serta di wilayah yang lebih kecil saiznya yang terletak di seluruh dunia.

Semua bahasa Romawi (kadang-kadang disebut juga sebagai Romanik) adalah keturunan dari bahasa Latin Vulgar (lebih tepatnya, bahasa Latin rakyat), bahasa para tentera, pemukim dan budak dari Kekaisaran Romawi, yang agak berbeza dengan bahasa Latin Klasik dari kaum terpelajar Romawi. Antara tahun 200 SM dan 100 M, "ekspansi" Kekaisaran Romawi, yang disertai oleh dasar-dasar pentadbiran dan pendidikan Roma, menjadikan bahasa Latin sebagai bahasa pribumi yang dominan di wilayah yang merentang dari semenanjung Iberia ke pantai barat Laut Hitam. Semua bahasa ini terus-menerus berubah. Pada masa kemunduran Roma dan setelah keruntuhan dan perpecahannya pada abad ke-5, evolusi bahasa Latin di masing-masing wilayah ini menjadi semakin cepat, dan akhirnya berpecah menjadi banyak bahasa yang berbeza-beza. Banyak di antara bahasa-bahasa ini masih bertahan dalam bentuk modennya. Imperium seberang lautan yang diciptakan oleh Imperium Sepanyol, Imperium Portugal, dan Imperium kolonial Perancis sejak abad ke-15 kemudian menyebarkan bahasa-bahasa Roman ini ke benua-benua lainnya—begitu luasnya hingga sekitar dua-pertiga dari semua penutur bahasa Romawi kini hidup di luar Eropah.


Bahasa Roman merupakan bahasa resmi di kebanyakkan negara di dunia.

Meskipun mengalami berbagai pengaruh dari bahasa-bahasa pra-Roman dan dari invasi-invasi di kemudian hari, fonologi, morfologi, leksikon, dan sintaksis dari semua bahasa Roman terutama sekali merupakan evolusi dari bahasa Latin. Akibatnya, kelompok ini memiliki sejumlah ciri linguistik yang memisahkannya dari cabang-cabang bahasa Indo-Eropah lainnya. Khususnya, dengan satu atau dua perkecualian, bahasa-bahasa Roman telah kehilangan sistem deklensi dari bahasa Latin Klasik, dan akibatnya, mempunyai struktur kalimat Subjek Verba Objek dan banyak menggunakan kata sandang.


1. Ciri-ciri linguistik

1. 1. Ciri-ciri yang diwarisi dari keluarga bahasa Indo-Eropah

Sebagai anggota keluarga Indo-Eropah, bahasa-bahasa Romawi mempunyai sejumlah ciri yang diwarisi oleh sub-sub keluarga IE lainnya (seperti misalnya bahasa Celtic, bahasa Jermanik, bahasa Slavia, dan bahasa Indo-Farsi, bahasa Albania, bahasa Armenia, bahasa Yunani, bahasa Lituania, dll.), dan khususnya dengan bahasa Inggeris; tetapi yang memisahkan mereka dari bahasa-bahasa non-IE seperti bahasa Arab, bahasa Basque, bahasa Hungary, dan bahasa Tamil.

Ciri-ciri ini meliputi:

  • Hampir semua kata dikelompokkan ke dalam empat kelas utama - kata nama, kata kerja, kata adjektif, dan kata adverba — masing-masing dengan serangkaian kemungkinan peranan sintaksisnya yang khas.
  • Mereka mempunyai sistem infleksi kata yang kompleks untuk menunjukkan hubungan-hubungan sintaksis antara kata-kata dan untuk menciptakan kata-kata turunan di dalam kelas yang sama atau kelas yang lainnya.
  • Infleksi hampir selalu dilakukan dengan mengganti awalan dari sebuah perkataan, dan masing-masing kata mempunyai serangkaian "ruang awalan" yang relatif kecil.
  • Ia berpusat pada kata kerja; maknanya bahawa struktur klausa dasarnya terdiri atas sebuah kata kerja, yang mengungkapkan suatu tindakan yang melibatkan satu atau lebih kata nama - argumen kata kerja = yang memainkan peranan semantik yang khas dalam tindakan dan peranan sintaksis yang khas di dalam klausanya.
  • Kata kerja diinfleksikan untuk menunjukkan berbagai aspek dari tindakan, seperti misalnya waktu, kesempurnaan atau kelanjutan; dan juga menurut persona gramatikal dan jumlah gramatikal dari salah satu argumennya, yakni subjeknya.
  • Kata kerja dapat diubahsuaikan lebih lanjut oleh kata adverba, atau oleh tambahan kata nama yang mendahului dengan kata awalan yang menunjukkan peranan semantik mereka.
  • Kata nama digolongkan ke dalam sejumlah gramatikal jantina dan jumlah gramatikal.
  • Kata adjektif berperanan mengubahsuai kata nama; masing-masing kata adjektif biasanya diinfleksikan sehingga menunjukkan jantina dan jumlah dari kata kerja yang dilekatkan kepadanya.
  • Kata kerja biasanya tidak diinfleksikan menurut jantina si subjek (berbeza dengan bahasa Arab dan Ibrani, misalnya.
  • Nada suara digunakan hanya pada tingkat kalimat, misalnya untuk menunjukkan rasa terkejut atau kalimat tanya (berbeza dengan bahasa Mandarin dan bahasa Yorùbá, misalnya, di mana nada mengubah makna katanya).

1. 2. Ciri-ciri yang diwarisi dari Bahasa Latin Klasik

Bahasa-bahasa Romawi sama-sama memiliki sejumlah ciri yang diwarisinya dari Bahasa Latin Klasik, dan semua itu memisahkan bahasa-bahasa ini dari kebanyakan bahasa-bahasa Indo-Eropah lainnya.

  • Dalam kebanyakan bahasa, kata gantinama mempunyai bentuk-bentuk yang berbeza sesuai dengan fungsi gramatiknya dalam sebuah kalimat (hasil dari sistem Bahasa Latin). Biasanya ada suatu bentuk untuk subjek (warisan dari kata nama Bahasa Latin), dan sebuah bentuk lainnya untuk objek (tatabahasa) (dari bentuk akusatif atau datif), dan rangkaian kata gantinama ketiga yang digunakan setelah awalan atau dalam kedudukan penekanan linguistik. Kata gantinama ketiga seringkali mempunyai bentuk-bentuk yang berbeza dengan objek langsung (akusatif), objek tak langsung (datif), dan kata gantinama refleksif.
  • Mereka semua mempertahankan sekurang-kurangnya tiga [[bentuk waktu gramatik (kala waktu) Bahasa Latin: kala kini (present), kala lampau (preteritum), dan kala lampau tak sempurna (past imperfect)

Kala kini:
"[he] says"/
"[he] is saying"
Kala Lampau:
"[he] said"/
"[he] has said"
Kala Lampau tak sempurna:
"[he] was saying"/
"[he] used to say"
Latin dīcit dīxit dicēbat
Perancis dit dit disait
Itali dice disse diceva
Portugis diz disse dizia
Romania zice zise zicea
Sepanyol dice dijo decía
Galisia di dixo dicía
Catalan diu digué deia
Piedmonte a dis a l'ha dit a disìa
  • Untuk masing-masing kala, biasanya ada enam infleksi kata kerja, yang mengubah masing-masing dari kata gantinama ketiga saya, kamu, dia [laki-laki/perempuan], ia{benda} dan dua kelompok jumlah (tunggal dan jamak) dari subjeknya.
  • Setidak-tidaknya satu bentuk dari bentuk subjungtiva tetap digunakan (seringkali dua, kala kini dan kala lampau), dan ia dengan jelas dapat dibezakan dari bentuk indikativa.
  • Ada sebuah Bentuk gramatik untuk orang kedua.
  • Kebanyakan dari mereka memungkinkan pembentukan kalimat yang tak menyebutkan subjeknya secara eksplisit, kecuali bahasa Perancis.
  • Mereka hanya mempunyai jumlah tunggal dan jamak (bukannya dwi).
  • Bahasa Itali dan Sardin telah mempertahankan percanggahan fonologis antara bentuk konsonan sederhana dan konsonan panjang, meskipun bentuk ini hilang di semua bahasa lainnya dalam kelompok ini. Bahasa Sisilia, bahasa Neapolitan dan bahasa Jèrriais memiliki geminasi.
  • Semua bahasa ini ditulis dengan abjad Latin "inti" yang terdiri dari 22 huruf — A, B, C, D, E, F, G, H, I, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, V, X, Y, Z — yang belakangan huruf dari bahasa Latin dalam berbagai cara.
  • Secara khusus, huruf K dan W jarang sekali digunakan dalam bahasa Roman - kebanyakannya untuk nama dan kata-kata dari bahasa asing yang tidak terserap, seperti yang terjadi dalam bahasa Latin akhir.



waNNa kNow moRe? ClicK HeRe!

ICT



PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN ICT DI M3M

Wow! Pertama-tama, mau bilang apa ya?? Bingung juga.
Begini, kali ini saia akan membahas tentang yang namax ICT. Tapi, biarlah saia me
mberitahukan dulu what and where is M3M?? Bagi yang sudah mengenal M3M atau lebih tepatnya MAN (Madrasah Aliyah Negeri) 3 Malang, pasti tahu itu sekolah apa dan di mana. M3M itu sekolah di mana lebih mengedepankan tentang ilmu agama, namun tidak mengeyampingkan ilmu-ilmu yang lain. Dan letaknya?? Tentu aja! Di Jalan Bandung No. 7 Malang. Deket banget ama yang namanya MATOS. (Hhe)

Nah, itu sekilas tentang M3Mnya. Dan sekarang, apakah di M3M itu teknologinya sudah canggih dan memadai kah?? Hho. Kalau menurut saia, itu sudah sangat canggih. Gimana enggak??



Di M3M udah punya Hotspot sendiri. Terus, di setiap kelas udah tersedia yang namanya Layar Lebar alias LC
D. Juga ada Laboratorium Komputer sendiri and Lab. MULOK (Muatan Lokal). Hho. Dan, tentunya berbagai macam fasilitas lainnya.
Itulah salah satu pengembangan dan pemanfaatan dari ICT itu sendiri. Sebenarny
a, apa sih ICT itu?? Sebenarnya, itu dalam Bahasa Inggris-Information and Communication Technology yang artinya (nah, ini semua bakal tahu) TIK alias Teknologi Informasi dan Komunikasi. Maksudnya, segala hal yang berkaitan dengan proses komunikasi informasi, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi dan pengolahan informasi. Hho...

Untuk pengembangan ICT d M3m, menurutku sudah dikembangkan. Hhe... Gini. Maksudnya, ICT sudah dikembangkan sesuai dengan penggunanya, yaitu for all of the teachers, the students, and all of the staffs. Dan, menyediakan fasilitas-fasilitas yang banyak itu juga termasuk salah satu pengembangan ICT. Ya, seperti fasilitas yang disebutkan di atas tadi. Dari pen
gembangan ICT yang tampak itu sangat membawa manfaat bagi kita semua yang menggunakannya.

Nah, bagaimana dengan pemanfaatannya?? Wow, itu pemanfaatannya sangatlah benar-benar bermanfaat. (Gak maksud?). Hho. Dari segi pemanfaatannya sangatlah bagus. Sudah
banyak warga atau para pengguna di M3M yang sering menggunakan fasilitas-fasilitas tersebut. Dan, bahkan tidak ada yang ketinggalan dalam penggunaannya.


Contohnya, seperti hotspot tadi. Tinggal bawa laptop, nyetting dan segala macem, and voila! Bisa ngenet gratis deh! Mau seribu tahun melolotin tuh laptop, bakal puas tuh internetnya. (Lho? Kok internetnya yang puas??)
Nah, bagi yang
tidak bisa menikamti dengan laptop, ada Labkom ma Lab. Mulok tuh! Yang bisa dibuat ngenet gratisan juga. Hho. Sama-sama puas kan sekarang??





Pemanfaatan yang lain yang juga sering digunakan yaitu LCD. Fasilitas ini tentunya sangat bermanfaat khususnya di waktu pembelajaran. Biasanya digunakan untuk presentasi. Apalagi, LCD ini udah dipasang alias tersedia di setiap kelas. Jadi, kita gak perlu ke Multimedia atau Perpustakaan (yang juga menyediakan LCD). Nah, gampang kan?? Selain, pemanfaatannya untuk presentasi, LCD ini juga sering digunakan untuk watching movie, kayak di bioskop gitu. Hhe. Jadi, di saat semua suntuk dan tidak bersemangat, LCD ini bisa menjadi penghibur alias untuk nonton. Hhe...

Gimana?? Keren kan?? Bahkan, fasilitas-fasilitas seperti ini belum tentu ada di tempat pendidikan yang lain. Hhe. Nah, dari fasilitas-fasilitas tadi, terkadang kita masih butuh teknologi yang lebih canggih lagi. Namun, apa daya?? Itu hanyalah nafsu belaka. Marilah, kita nikmati bersama fasilitas-fasilitas itu dengan sebaik-baiknya. Dan, bersyukur ternyata kita masih dianugerahi dan dicukupi dengan ICT seperti itu untuk mempermudah pelajaran kita. Hho...
Bener gak??

Nah, sekian penjelasan saia tentang pengembangan serta pemanfaatan ICT d sekolah kita tercinta, yaitu M3M. Hho... Thanks 4 the readers! Dont forget to give ur comment!


D' Author: N-dah






waNNa kNow moRe? ClicK HeRe!

JaPaN .: d' aNiMe Lan9ua9e :.

Sapa yg mengira Bahasa Jepang mudah?? Bahasa yang satu ini banyak digemari, Tp susahnya....


Bahasa Jepang (日本語; romaji: Nihongo) merupakan bahasa resmi di Jepang dan jumlah penutur 127 juta jiwa.
Bahasa Jepang juga digunakan oleh sejumlah penduduk negara yang pernah ditaklukkannya seperti Korea dan Republik Cina. Ia juga dapat didengarkan di Amerika Serikat (California dan Hawaii) dan Brasil akibat emigrasi orang Jepang ke sana. Namun keturunan mereka yang disebut nisei (二世, generasi kedua), tidak lagi fasih dalam bahasa tersebut.
Bahasa Jepang terbagi kepada dua bentuk yaitu Hyoujungo (標準語), pertuturan standar, dan Kyoutsugo (共通語), pertuturan umum. Hyoujungo adalah bentuk yang diajarkan di sekolah dan digunakan di televisi dan segala perhubungan resmi



Lafas vokal

Bahasa Jepang mempunyai 5 huruf vokal yaitu /a/, /i/, /ɯ/, /e/, dan /o/.
Lafaz vokal bahasa Jepang mirip bahasa Indonesia. Contohnya:
/a/ seperti "bapa"
/i/ seperti "ibu"
/u/ seperti "urut"
/e/ seperti "esok"
/o/ seperti "obor"

Tulisan bahasa Jepang
Tulisan bahasa Jepang berasal dari tulisan bahasa China (漢字/kanji) yang diperkenalkan pada abad keempat Masehi. Sebelum ini, orang Jepang tidak mempunyai sistem penulisan sendiri.
Tulisan Jepang terbagi kepada tiga:
aksara Kanji (漢字) yang berasal dari China
aksara Hiragana (ひらがな) dan
aksara Katakana (カタカナ); keduanya berunsur daripada tulisan kanji dan dikembangkan pada abad kedelapan Masehi oleh rohaniawan Buddha untuk membantu melafazkan karakter-karakter China.
Kedua aksara terakhir ini biasa disebut kana dan keduanya terpengaruhi fonetik bahasa Sansekerta. Hal ini masih bisa dilihat dalam urutan aksara Kana. Selain itu, ada pula sistem alihaksara yang disebut romaji.
Bahasa Jepang yang kita kenal sekarang ini, ditulis dengan menggunakan kombinasi aksara Kanji, Hiragana, dan Katakana. Kanji dipakai untuk menyatakan arti dasar dari kata (baik berupa kata benda, kata kerja, kata sifat, atau kata sandang). Hiragana ditulis sesudah kanji untuk mengubah arti dasar dari kata tersebut, dan menyesuaikannya dengan peraturan tata bahasa Jepang.

Kana
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Hiragana dan Katakana
Aksara Hiragana dan Katakana (kana) memiliki urutan seperti dibawah ini, memiliki 46 set huruf masing-masing. Keduanya (Hiragana dan Katakana) tidak memiliki arti apapun, seperti abjad dalam Bahasa Indonesia, hanya melambangkan suatu bunyi tertentu, meskipun ada juga kata-kata dalam bahasa Jepang yang terdiri dari satu 'suku kata', seperti me(mata), ki (pohon) ni (dua), dsb. Abjad ini diajarkan pada tingkat pra-sekolah (TK) di Jepang.

Kanji
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kanji
Banyak sekali kanji yang diadaptasi dari Tiongkok, sehingga menimbulkan banyak kesulitan dalam membacanya. Dai Kanji Jiten adalah kamus kanji terbesar yang pernah dibuat, dan berisi 30.000 kanji. Kebanyakan kanji sudah punah, hanya terdapat pada kamus, dan sangat terbatas pemakaiannya, seperti pada penulisan suatu nama orang.
Oleh karena itu Pemerintah Jepang membuat suatu peraturan baru mengenai jumlah aksara kanji dalam Joyō Kanji atau kanji sehari-hari yang dibatasi penggunaannya sampai 1945 huruf saja. Aksara kanji melambangkan suatu arti tertentu. Suatu Kanji dapat dibaca secara dua bacaan, yaitu Onyōmi (adaptasi dari cara baca China) dan Kunyōmi (cara baca asli Jepang). Satu kanji bisa memiliki beberapa bacaan Onyomi dan Kunyomi.

Tanda baca
Dalam kalimat bahasa Jepang tidak ada spasi yang memisahkan antara kata dan tidak ada spasi yang memisahkan antara kalimat. Walaupun bukan merupakan tanda baca yang baku, kadang-kadang juga dijumpai penggunaan tanda tanya dan tanda seru di akhir kalimat.
Tanda baca yang dikenal dalam bahasa Jepang:
。(句点/kuten) Fungsinya serupa dengan tanda baca titik yakni untuk mengakhiri kalimat.
、(読点/toten) Fungsinya hampir serupa dengan tanda baca koma yakni untuk memisahkan bagian-bagian yang penting dalam kalimat agar lebih mudah dibaca

Angka dan Sistem Penghitungan
Bangsa Jepang pada jaman dahulu (dan dalam jumlah yang cukup terbatas pada jaman sekarang) menggunakan angka-angka Tionghoa, yang lalu dibawa ke Korea dan sampai ke Jepang. Berikut ini adalah daftar angka-angka Jepang.
一Satu
二Dua
三Tiga
四Empat
五Lima
六Enam
七Tujuh
八Delapan
九Sembilan
十Sepuluh
Setelah Kekaisaran Jepang mulai dipengaruhi oleh Eropa, angka-angka Latin mulai digunakan secara besar-besaran, dan hampir mengganti sepenuhnya kegunaan angka Tionghoa ini.
Dalam pengunaannya di Bahasa Jepang, dan untungnya juga agak mirip di bahasa Indonesia, angka-angka ini tidak bisa digunakan seperti itu saja untuk menyatakan sebuah jumlah dari sebuah barang, waktu dan sebagainya. Pertama-tama jenis barangnya harus dipertimbangkan, lalu ukurannya, dan akhirnya jumlahnya. Cara berhitung untuk waktu dan tanggal pun berbeda-beda, maka satu hal yang harus dilakukan adalah menghafalkan cara angka-angka ini bergabung dengan satuannya.

Cara menghitung barang

*Barang secara umum
Untuk mengucapkan 1 buah yaitu ひとつ(hitotsu) dan seterusnya hanya menambahkan huruf tsu (つ)

*Barang Panjang
Untuk mengucapkan 1 buah barang panjang (meteran) misal いっぽん(ippon). Biasa dipakai untuk menghitung jumlah pensil, botol, pohon.

*Barang Tipis
Hanya perlu angka biasa ditambahi satuan まい(mai) sebagai akhiran, Misal:1 lembar いちまい(ichimai) ,dst . Bisa digunakan untuk menghitung jumlah kertas, baju, perangko, dan benda tipis lainnya.

*Barang Besar
Hanya perlu angka biasa ditambahi satuan だい(dai) sebagai akhiran, Misal : 1 buah いちだい (ichidai),dst . Bisa digunakan untuk menghitung jumlah barang elektronik yang besar, atau barang besar pada umunya, seperti televisi, kulkas, rumah, mobil dan sebagainya

*Cara menghitung orang
Untuk mengucapkan seorang dan seterusnya menggunakan angka biasa ditambahi satuan にん(nin), misal: 3 orang さんにん (sannin) 7 orang しちにん (shichinin)

Tata Bahasa
Tata kalimat dalam Bahasa Jepang memakai aturan subyek-obyek. Subyek, obyek dan relasi gramatika lainnya biasa ditandai dengan partikel, yang menyisip di kalimat dan disebut posisi akhir (postposition). Struktur dasar kalimat memakai cabang topik. Contohnya adalah, Kochira-wa Tanaka-san desu (こちらは田中さんです). Kochira ("ini") merupakan topik dari kalimat ini. Kata kerjanya ialah "desu" yang berarti "it is" dalam bahasa Inggris. Dan yang terakhir, Tanaka-san desu merupakan cabang atau komentar dari topik ini.

Infleksi dan Konjugasi
Dalam bahasa Jepang, kata benda tidak memiliki bentuk numeral, jenis kelamin, atau aspek lainnya. Contohnhya pada kata benda hon (本) yang mungkin berarti sebuah atau beberapa buku. Juga pada kata hito (人) yang mungkin berarti orang atau sekumpulan orang. Kata untuk menyebut orang biasanya dalam bentuk tunggal, contohnya Harada-san. Kalau kata panggil jamak, biasanya disebut -tachi.
Pertanyaan mempunyai bentuk yang sama dengan kalimat afirmatif. Intonasi akan meninggi setiap akhir dari kalimat pertanyaan. Dalam situasi resmi, biasanya kalimat pertanyaan disertai partikel -ka. Contohnya, kalimat Ii desu (いいです。) yang berarti "Baiklah" menjadi bentuk Ii desu ka (いいですか?) yang berarti "Boleh kan?". Biasanya pada situasi tidak resmi, partikel -no (の) untuk menunjukkan penekanan, contohnya pada kalimat Doshite konai-no? yang berarti "Kenapa (kamu) tidak datang?".
Kalimat negatif dibentuk dengan merubah bentuk kata kerja. Contohnya pada kalimat Pan o taberu (パンを食べる。) yang artinya "Saya akan makan roti) menjadi Pan-o tabenai (パンを食べない。) yang artinya "Saya tidak akan makan roti".

Adjektiva
Ada tiga bentuk kata sifat dalam bahasa Jepang:
形容詞 (keiyoshi) yaitu penambahan partikel -i, yang memiliki akhiran konjugasi い (i). Contohnya: 暑い日 (atsui hi) yang berarti "hari yang panas"
形容動詞 (keiyodoshi) yaitu penambahan partikel -na. Contoh: 変なひと (henna hito) yang berarti "orang aneh"
連体詞 (rentaishi) yaitu kata sifat sebenarnya. Contoh: あの山 (ano yama)

Partikel
Bahasa Jepang juga memiliki beberapa partikel yaitu:
が ga untuk bentuk nominatif
に ni untuk bentuk dativ.
の no untuk bentuk genital
を o untuk bentuk akusatif
は a sebagai topik

Kesopanan
Biasanya untuk menghormati orang yang lebih tinggi, seperti kepada menteri atau direktur, dipakai bahasa Jepang sopan yang disebut (丁寧語) teineigo. Untuk menyebut nama menteri, diakhiri dengan partikel -sama atau -sangi. Contoh: Katsumoto-sangi (勝本ー参議). Untuk berkenalan, kita harus menggunakan bentuk bahasa sopan. Tapi, kalau sudah akrab, kita boleh memakai bahasa umum.

Kosa kata
Bahasa Asli Jepang yaitu berasal dari bahasa asli pemukim Jepang zaman dahulu disebut yamato kotoba (大和言葉 ) yang berarti kosa kata Yamato. Kosakata Jepang sebagian besar berakar atau berasal dari Cina disebut kango (漢語) yang masuk pada abad ke-5 lewat Semenanjung Korea. Jepang banyak mengadopsi kosakata dari bahasa Inggris, kata-kata adopsi ini umumnya ditulis menggunakan huruf katakana. Contoh: マイカー (maikaa - sama dengan pelafalan "my car") yang berarti "mobil saya"

Belajar Bahasa Jepang
Beberapa universitas internasional di dunia mengajarkan bahasa Jepang. Mulainya ketertarikan belajar bahasa Jepang sewaktu abad ke-18 Masehi, lalu melonjak dimana Jepang mulai memimpin ekonomi dunia pada tahun 1980. Bahasa Jepang semakin diminati karena mendominasi dunia kartun (anime dan manga) di seluruh penjuru dunia. Kebanyakan dari otaku (penggemar anime) bisa berbicara bahasa Jepang walaupun hanya dasarnya. Pemerintah Jepang sebagai pihak yang mengatur bahasa Jepang menyediakan tes profisiensi sejenis TOEFL yaitu JLPT (Japanese Language Proficiency Test).

waNNa kNow moRe? ClicK HeRe!

JusT My PlayLisT...

LooK! The daY u'Ve paSSeD tHrouGh.....

TicKiN9 cLocKs....

LeaVe uR coMMenT(s) heRe! Ok??

Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x

WaNna cHaT???

About Me

My photo
Do_U_wAnT_tO_kNow_aBoUt_mE??? a LoT oF PeoPle sAY tHat I haVe a BiG eMotiOnaL. My fRiendS sOmeTiMeS, SaY liKe tHis, "You'Re LiKe a LioN, You'Re liKe aN oLd GirL... bLa... bLa..." But, beHinD aLL oF iT, My cLose RelaTiVes saY tHat I aM a KinD giRl, PeT'S LoVeR... bLa... bLa... BaSicLy, I'm BaD-tEmPeReD GirL. HaHa... BuT, pLeAse aCCepT mE, eLtUkH... I sOmeTiMeS gEt aNgRy wiTh yOu.... PeAcE FoReVeR.....